Kegemaran menulis mengalir di nadi pria berambut kribo ini. Di tangannya, pena seakan menari, menjadi tulisan indah dan berisi. Menjadi seorang wartawan sudah menjadi mimpi pria bernama lengkap Andy Flores Noya ini. Dia memang bukan berasal dari kalangan keluarga berkecukupan. Sang ibu adalah ibu rumah tangga yang penuh kasih sayang. Sedangkan sang ayah hanya seorang teknisi reparasi mesin ketik.
Semangat juangnya menjalani hidup tak pernah meredup. Andy pun menjejakkan kakinya di bangku kuliah Sekolah Tinggi Publisistik (STP) yang sekarang bernama Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta. IISIP Jakarta adalah pilihannya dalam mendulang ilmu.
Semasa kuliah, pria berkacamata itu mencoba menarik keberuntungan menjadi wartawan. Berawal dari ketertarikannya mengikuti tes di Majalah Tempo. Andy akhirnya bergabung dan ditempatkan sebagai reporter buku Apa & Siapa. Sejak saat itulah dia mengenal banyak orang, yang membuatnya mampu melangkah lebih jauh di dunia jurnalistik.
Tempo tonggak awal Andy menancapkan taringnya di dunia jurnalistik. Seiring perjalanan waktu, Andy bergabung di Surat Kabar Harian Bisnis Indonesia. Setelah dua tahun bergulat deadline harian, Andy kembali menyatroni dunia majalah. Dia bergabung dengan majalah Matra. Saat itu, karyanya kian tajam. Bahkan tulisannya di majalah pria tersebut sempat mengundang kontroversi. Maklum, kala itu Andy melakukan investigasi tentang “Bisnis Pemuas Nafsu” kalangan hing-end. Dirinya dan media tempat ia bekerja menuai badai protes dan tuntutan. Namun, bukan Andy namanya kalau harus menyerah. Bak bensin tersulut korek, Andy makin menunjukkan taringnya di dunia tulis menulis.
http://jurnalistikuinsgd.wordpress.com/2007/04/18/teladan-kita-andy-f-noya-meraih-mimpi-dunia-jurnalistik/
google, 11/5/2007 9:21
Leave a Reply